Rahmat Shah: Jepang Beri Kita Banyak Pelajaran

Medan, (Analisa)
Anggota DPD RI utusan Sumatera Utara, Dr. H. Rahmat Shah menyatakan keprihatinannya atas bencana alam gempa bumi berkekuatan 8,9 SR dan tsunami yang melanda Jepang (11/03).
Bagi Rahmat, musibah yang terjadi di Jepang kali ini sangat menyentuh hatinya mengingat akhir Februari lalu, baru saja dirinya memimpin rombongan lawatan kenegaraan DPD RI ke daerah yang terkena bencana tersebut.
Pada pesannya yang dikirim kepada para pejabat daerah setempat yang mengalami bencana, beliau menyatakan keprihatinan dan rasa dukacita yang mendalam seraya mengharapkan agar masyarakat yang menjadi korban, diberi kekuatan dan ketabahan serta mendapat kemudahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Sehubungan hal itu DPD RI menyampaikan ucapan belasungkawa atas musibah yang menimba rakyat Jepang ini," ujar Rahmat Shah sembari menyampaikan ucapan serupa kepada rekannya Konjen Jepang di Medan. Semoga rakyat Jepang tabah dalam menghadapi cobaan maha berat ini, tambah Rahmat.
Alam menyimpan misteri
Menurut Rahmat, alam senantiasa menyimpan misteri yang tidak dapat ditebak, menimbulkan hal-hal di luar perkiraan dan di luar kemampuan manusia. Sehingga, walaupun bencana gempa seperti ini dapat diprediksi sebelumnya, namun para ilmuwan masih belum dapat menentukan kapan kejadiannya dan seberapa besar kekuatan gempa yang akan terjadi.
Karenanya dibutuhkan kearifan untuk dapat bersahabat dengan alam dan lingkungan.
Di sisi lain, Rahmat menilai bahwa kesiapan bangsa Jepang dalam menghadapi bencana dapat dijadikan pelajaran bagi bangsa ini. Situasi yang dihadapi dengan tenang, tidak panik dan tidak memikirkan diri sendiri sangat membantu aksi tanggap darurat yang dilakukan masyarakat disana. Karenanya, jumlah korban sangat mungkin untuk diminimalisir.
Lebih jauh, menurut pengamatannya, Rahmat melihat bahwa budaya pemerintahan di Jepang telah berhasil menciptakan sistem yang melibatkan peran serta segenap komponen masyarakat di dalam aktivitas pembangunan. Proses check and balance yang telah berjalan serta didukung oleh budaya disiplin yang tinggi berhasil mengantarkan Jepang ke arah kemajuan pasca hancur leburnya negeri itu setelah Perang Dunia II lalu.
Rahmat juga mengaku terkesan melihat kenyataan bahwa salah satu jembatan terpanjang di dunia ternyata bukan berada di pusat negara ataupun kota-kota besar utama di Jepang, informasi yang didapatkannya justru mengatakan bahwa jembatan tersebut berada di kota ke-5 terbesar di Jepang.
Artinya, kebutuhan pembangunan, bukan berdasarkan keinginan untuk mengembangkan kota besar saja, tapi lebih didasarkan pada kebutuhan setempat. Dan ini menjadi gambaran bagi adanya pemerataan pembangunan.
Bagi Rahmat, konsep pembangunan seperti ini merupakan sesuatu hal yang masih jauh untuk dapat dilihat dari pelaksanaan pembangunan di negara ini. (rel/hers)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© 2010 Koran Medan is proudly powered by Blogger