Banjir Besar Landa Medan



Medan, (Analisa).

 Kawasan rumah dinas Gubsu dan pemukiman penduduk terendam banjir saat diabadikan dari udara bersama Walikota Medan Drs Rahudman Harahap menumpang helikopter, Jumat (1/4).

Hujan deras yang melanda Kota Medan dan sekitarnya, Kamis (31/3) malam hingga Jumat (1/4) dinihari menyebabkan setidaknya ribuan rumah terendam air dan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi. Menurut pantauan Analisa, banjir kali ini lebih besar daripada biasanya karena empat sungai yang melintasi Kota Medan yaitu Sungai Denai, Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Belawan meluap secara bersamaan.

Laporan dari tiga tim yang dibentuk Walikota Medan di rumah dinas Jalan Sudirman Medan, menyebutkan banjir besar ini merendam sedikitnya ribuan rumah yang berada di sebelas kecamatan Kota Medan.  Kecamatan yang dilanda banjir,  Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Petisah, Medan Johor, Medan Barat, Medan Helvetia, Medan Maimun, Medan Labuhan dan Medan Belawan.

Sejumlah kawasan elite  yang selama ini jarang tersentuh banjir, tidak luput dari amukan air bah. Air yang menggenangi kawasan Jalan Sudirman membuat rumah dinas walikota,  rumah dinas gubernur Sumut dan rumah dinas Kapoldasu  turut terendam.

Sejumlah jalan utama di Kota Medan seperti Jalan Mongonsidi Medan, Jalan Adi Sucipto Polonia, Jamin Ginting, Pattimura, S Parman, Gajah Mada, Iskandar Muda dekat Pringgan, Jalan dr Mansyur, Wahid Hasyim, Sriwijaya, Ngalengko, Jalan Sunggal Medan, TB Simatupang, Air Bersih hingga Jalan Titi Papan, Jalan Nibung juga tergenang air.

Sementara  di kawasan area Bandara Polonia Medan terlihat beberapa ruas jalan tergenang luapan banjir  Sungai Babura hingga 30 cm terutama ujung Jalan Suwondo dan Mongonsidi,  sehingga para pegawai maskapai penerbangan serta pegawai Bea Cukai, AP II Bandara Polonia Medan terganggu masuk bekerja. Bahkan, luapan air juga terlihat di ujung landasan yang tembus ke badan jalan dekat Taman Dirgantara.

Pada saat sama, suasana  di Bandara terlihat landasan pacu (runway) untuk pergerakan pesawat kali ini tidak terganggu di bandara itu, pesawat aman saat take off dan landing.Namun  imbas luapan sungai Deli dan Babura masuk ke area Bandara, menyebabkan jalan pintas (taxiway)  pesawat dan area parkir pesawat-pesawat berbadan kecil di kawasan Delta digenangi air, menyebabkan pesawat-pesawat itu diparkirkan agak ke pinggir bandara.

Kecamatan yang paling parah dilanda banjir adalah Medan Tuntungan. Di sini 11 lingkungan yang berada di Kelurahan Mangga terendam air. Sedikitnya 1.414 KK  atau 5.656 jiwa terpaksa mengungsi. 
Kemudian di Kecamatan Medan Barat, banjir terjadi di Kelurahan Kesawan yang menimpa 330 KK. Selanjutnya, Kecamatan Medan Selayang, merendam Kelurahan Beringin (450 KK).

Kecamatan Medan Sunggal, luapan air melanda tiga kelurahan Kelurahan Sunggal, ada 162 KK dengan 455 jiwa. Kelurahan Kampung Lalang, 288 KK dengan 1115 jiwa.  Kelurahan Tanjung Rejo, korban 117 KK, 521 jiwa di lingkungan IX, Gang Famili, Jalan Setia budi 50 KK/180 jiwa. Di sini posko kesehatan belum ada. Stok pangan cukup sampai hari ini.

Rumah yang terendam 25 unit dan idak bisa dimasuki lagi. Selain itu, di Jalan Sei Asahan, Lingkungan VIII ada 35 KK/160 jiwa yang menjadi korban banjir. Di sini posko kesehatan juga belum ada. Rumah terendam 26 unit.  Setelah itu Kecamatan Medan Polonia, luapan air menggenangi rumah warga di tiga kelurahan yaitu, Polonia,  Sari Rejo dan  Kampung Anggrung.

Luapan air selanjutnya melanda Kecamatan Medan Baru yang terjadi di lima kelurahan yakni Petisah Hulu,  Merdeka,  Darat,  Padang Bulan dan Titi Rante dengan jumlah 900 jiwa. Di Kecamatan Medan Johor, banjir terjadi di  Kwala Bekala,  Pangkalan Mansyur dan  Gedung Johor dengan 20 KK. Untuk Kecamatan Medan Helvetia, banjir melanda Kelurahan Tanjung Gusta dan Kelurahan Cinta Damai yang menimpa 1.116 KK. Sedangkan yang terakhir di Kecamatan Medan Maimun, banjir melanda Kelurahan Sei Mati dengan jumlah 2.469 jiwa.

Sementara ratusan rumah warga di Lingkungan II, III, IV, VI dan VII Kelurahan Martubung, terendam air akibat jebolnya tanggul  Sungai Deli sepanjang 10 meter di belakang pabrik pengolah sawit Jalan KL Yos Sudarso Km 14,5 Medan Labuhan, Jumat (1/4) pagi.

Air sungai mulai memasuki kediaman warga sekira pukul 06.00 WIB, dari rembesan bocornya tanggul di belakang pabrik AJP. Lantaran derasnya arus, tingginya volume air  mencapai pinggiran sungai dan ditambah lagi kondisi benteng yang rapuh, sehingga mengakibatkan tanggul terkikis dan jebol.

Selain menggenangi pemukiman setinggi pinggang orang dewasa, jalan raya kawasan Medan Belawan terpaksa diblokir bagi pengendara mengingat tinggi air mencapai lutut. Sebagai alat transportasi warga, sejumlah truk Polri dan TNI AL dikerahkan. Begitu juga untuk bantuan medis disiapkan ambulans keliling.  Untuk sementara hari itu, arus lalu lintas dialihkan ke Jalan Ileng Kelurahan Rengas Pulau, melalui jembatan Sungai Deli kawasan Aloha.

Dari pantauan Analisa, banjir juga melanda pemukiman warga di Simpang Kantor Kelurahan Pekan Labuhan, Perumahan TNI AL Dewa Ruci yang beberapa waktu lalu turut mengalami banjir kiriman.
Akibat genangan air di jalan raya dan sejumlah instansi pemerintahan tampaksepi, bahkan ada juga yang meliburkan pegawai hari itu. Selain itu di Medan Deli, pemukiman warga di Griya Marelan dan lingkungan IV Kelurahan Titipapan juga digenangi air setinggi lutut orang dewasa.

Terputus

Sementara Walikota Medan Drs H Rahudman Harahap MM setibanya di Bandara Polonia, langsung meninjau banjir di Kelurahan Sei Bekala, Jalan Pintu Air IV.  Luapan air setinggi hampir dua meter, persisnya dekat jembatan menyebabkan terputusnya hubungan Kelurahan Sei Bekala dengan Simalingkar B di Kecamatan Medan Johor.

Menurut L Sihotang (33), salah seorang warga Jalan Pintu Air IV, Kelurahan Sei Bekala, banjir kali ini yang paling parah terjadi. Sebelumnya, kawasan tempat tinggalnya belum pernah terendam banjir seperti itu. Tinggi air di pinggiran sungai hampir sekitar empat meter sehingga merendam rumah warga. “Air mulai naik sekitar pukul 02.00 WIB. Begitu air naik, warga langsung mencari tempat yang lebih tinggi  untuk menyelamatkan diri. Sejak saya tinggal di tempat ini, belum pernah banjir separah ini,” kata L Sihotang.

Setelah melihat kondisi lapangan, walikota langsung memerintahkan pimpinan SKPD yang terkait segera memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban banjir, termasuk camat Medan Johor dan lurah setempat agar tanggap guna meringankan beban warga.

Dijelaskannya, luapan air ini terjadi tidak terlepas akibat belum berfungsi dengan baiknya kanal di kawasan Titi Kuning. Padahal kanal itu berfungsi untuk  mengendalikan luapan air apabila  sungai meluap. Akibatnya, air yang datang dari gunung akibat tingginya curah hujan menyebabkan sungai tidak mampu lagi menampung debit air  sehingga meluap.

Bentuk 3 Tim

Setelah itu walikota didampingi sejumlah pimpinan SKPD di antaranya Kadis Bina Marga Ir Gunawan, Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Drs T Irwansyah, Kabag Umum Muslim dan Kabag Humas Khairul Buhari bergerak menuju kantor walikota. Orang nomor satu di Pemko Medan itu selanjutnya menggelar rapat  tertutup untuk membahas banjir tersebut.

Usai rapat, walikota menjelaskan kepada wartawan telah membentuk tiga tim yang diturunkan untuk memantau seluruh lokasi banjir.  Usai rapat, ketiga tim langsung bergerak menuju lokasi banjir. Rombongan Walikota bergerak menuju Kecamatan Medan Polonia. Di tempat ini, tepatnya Kelurahan Karang Sari, titi gantung yang menjadi sarana transportasi vital warga rusak parah akibat diterpa derasnya arus banjir.

Menurut Udin (35), warga Kelurahan Sari Rejo. Banjir kali ini dikatakannya paling parah dibandingkan banjir sebelumnya, termasuk banjir yang terjadi pada Januari 2011 lalu. Kondisi ini menyebabkan ratusan rumah warga terendam, bagi warga yang bermukim di pinggiran sungai, tinggi air sampai melewati atap rumah.

“Banjir kali ini cukup parah. Bayangkan saja tinggi air melebihi titi gantung, sehingga arus air menyebabkan konstruksi jembatan rusak parah sehingga tidak bisa dilewati lagi. Selama ini kalau pun air sungai meluap tidak pernah sampai  melewati titi gantung,” papar Udin.

Melihat kondisi konstruksi titi yang dibangun sekitar tahun 1970 itu cukup parah, walikota berjanji akan segera memperbaikinya. Hal itu dilakukan karena titi gantung itu merupakan akses keluar masuk yang sangat vital karena menghubungkan warga setempat (Kelurahan Sari Rejo) dengan Kelurahan  Beringin (Jalan Jamin Ginting).     Walikota juga meninjau pagar di landasan Bandara Polonia. Di sini, walikota langsung melihat jalur air yang keluar hingga menggenani akses jalan di samping Bandara Polonia. Walikota juga meninjau buangan air ke Sungai Deli.

Selanjutnya, untuk melihat kondisi banjir yang menimpa Kota Medan secara jelas, walikota didampingi sejumlah wartawan media cetak dan elektronik melakukan pantauan langsung dari udara dengan menggunakan satu unit helikopter dengan take off dari Lapangan Lanud Medan. Malam hari walikota bersama rombongan juga meninjau korban banjir di posko-posko di antara di Jalan S Parman dan kawasan Medan Utara.

Posko Bantuan dan Kesehatan

Sementara dari hasil rapat evaluasi di rumah dinas, dilaporkan Pemko Medan mendirikan posko dan dapur umum. Tercatat di Kecamatan Medan Tuntungan (9 titik posko kesehatan dan 9 titik dapur umum), Kecamatan Medan Barat (9 titik dapur umum), Kecamatan Medan Selayang (4 titik posko dan 4 titik dapur umum) dan Medan Sunggal (2 titik posko dan 3 titik dapur umum).

Di Kecamatan Medan Polonia (3 titik posko dan 3 titik dapur umum), Medan Baru (8 titik posko dan 8 titik dapur umum), Kecamatan Medan Johor (12 titik posko dan 12 titik dapur umum), Kecamatan Medan Helvetia (2 titik dapur dan 2 titik dapur umum) dan Kecamatan Medan Maimun (19 titik posko dan 19 titik dapur umum).

Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi MSc mengatakan ada belasan puskesmas yang disiagakan bersama dokter dan perawatnya. Mereka juga ditugaskan untuk membuka posko-posko kesehatan di titik-titik lokasi banjir. “Puskesmas-puskesmas yang merupakan daerah terkena banjir kami perintahkan untuk membantu warga dengan mendirikan posko,” katanya.

Sejumlah korban banjir khususnya warga yang tinggal di bantaran Sungai Babura hingga pukul 21.00 WIB masih tinggal di tenda-tenda pengungsian seperti di jalan Kejaksaan berdekatan dengan masjid Ubidyah. Warga di Gang Pasir, Jalan S Parman dan gang Sawo juga masih mengungsi. (maf/msm/maa/rmd/rrs/nai)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© 2010 Koran Medan is proudly powered by Blogger